Mayora Indah
Mayora Indah (MYOR) adalah perusahaan spesialis produsen makanan yang manis-manis seperti permen, kembang gula, dan biskuit. Anda tentu hafal dengan produk-produk dari perusahaan ini yang cukup sering diiklankan di televisi. Meski lingkup usahanya sempit, namun ukuran asetnya ternyata cukup besar. MYOR mencatat total aset 3.5 trilyun pada 1Q10. Dan seperti perusahaan produsen makanan lainnya, MYOR senantiasa mencatat kenaikan pendapatan dan laba bersih dari waktu ke waktu. Pendapatan MYOR pada 1Q10 naik 27.3% dibanding periode yang sama tahun 2009, dan laba bersihnya naik 67.0%.
MYOR termasuk perusahaan yang sehat dan menjanjikan laba yang konsisten jika mlihat saldo labanya yang naik dari 874 milyar menjadi 1,255 milyar dan menyebabkan ekuitasnya naik 29.2%. Porsi utang terhadap ekuitasnya juga bagus, utangnya hampir setara dengan ekuitasnya. Utang MYOR adalah 1,711 milyar, sementara ekuitasnya 1,701 milyar (selisihnya 10 milyar).
Kinerja laba ruginya juga relatif bagus. Pendapatan, laba kotor, laba operasional, hingga laba bersih, semuanya naik dengan kenaikan yang berurutan. Pendapatan naik 27.3%, laba kotor naik 34.5%, laba operasional naik 48.5%, dan laba bersih naik 67.0%. Idealnya, seharusnya seperti inilah catatan kinerja yang dihasilkan oleh setiap perusahaan pada tiap kuartalnya (naik dengan kenaikan berurutan). Karena MYOR tidak memiliki terlalu banyak utang, maka pendapatan atau beban dari aktivitas non operasional (aktivitas keuangan) seperti bunga, selisih kurs Rupiah, dll, jumlahnya kecil dan tidak banyak mempengaruhi kenaikan atau penurunan laba bersih.
Untuk ukuran perusahaan dengan lingkup usaha yang sempit, rasio profitabilitas MYOR bisa disebut bagus. ROE-nya mencapai 28.0%, lebih besar dari Indofood yang sama-sama jualan makanan (23.6%). Kita tahu bahwa MYOR hanya menjual permen, minuman dan cemilan yang tentu saja bukan merupakan makanan pokok bagi masyarakat, sehingga seharusnya pendapatannya tidak cukup besar jika dibandingkan dengan modalnya. Bandingkan dengan Indofood yang memproduksi Indomie, tepung terigu, minyak goreng, dll yang merupakan sembako buat masyarakat.
Bagaimana dengan sahamnya?
Sayangnya, saham MYOR yang beredar di market hanya 767 juta lembar dan yang dimiliki publik yang mondar mandir di bursa adalah 513 juta lembar. Sehingga saham MYOR ini kurang likuid. Namun karena MYOR ini bukan punya siapa-siapa (maksudnya bukan merupakan anak perusahaan dari grup konglomerasi tertentu), maka sahamnya jarang digoreng sehingga pergerakannya wajar.
Karena sahamnya nggak likuid, dan harga per lembar sahamnya juga relatif mahal (meski bukan bluchip, MYOR ini juga tidak termasuk penny stock karena jumlah saham yang beredarnya sedikit) ditambah lagi dengan kenyataan bahwa MYOR ini adalah perusahaan consumer goods yang ukurannya relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan UNVR dan INDF, maka pada masa lalu ketika IDX belum ramai oleh investor retail seperti sekarang, orang jarang melirik MYOR ini. MYOR baru melejit ke level 5,000-an setelah terus menerus naik dalam setahun terakhir, setelah orang sadar bahwa kinerja dari MYOR ini ternyata cukup bagus. Padahal setahun yang lalu, MYOR masih berkutat di kisaran 1,000-an.
Meski sudah naik cukup tinggi, pada harga 5,800, MYOR mencatat market cap 2.6 kali ekuitasnya, dan PER 9.4 kali. Masih murah! Namun karena naiknya sudah cukup banyak, termasuk dalam sebulan terakhir, maka secara teknis MYOR agak sulit untuk naik lagi. Jika anda ingin masuk maka mungkin sebaiknya tunggu ketika MYOR berada pada posisi dibawah 5,500.
MYOR ini tentunya juga cocok untuk long term. Tapi ya itu tadi, belinya jangan pas harga sekarang.
Rating Kinerja: AA
Rating saham pada 5,800: A
MYOR termasuk perusahaan yang sehat dan menjanjikan laba yang konsisten jika mlihat saldo labanya yang naik dari 874 milyar menjadi 1,255 milyar dan menyebabkan ekuitasnya naik 29.2%. Porsi utang terhadap ekuitasnya juga bagus, utangnya hampir setara dengan ekuitasnya. Utang MYOR adalah 1,711 milyar, sementara ekuitasnya 1,701 milyar (selisihnya 10 milyar).
Kinerja laba ruginya juga relatif bagus. Pendapatan, laba kotor, laba operasional, hingga laba bersih, semuanya naik dengan kenaikan yang berurutan. Pendapatan naik 27.3%, laba kotor naik 34.5%, laba operasional naik 48.5%, dan laba bersih naik 67.0%. Idealnya, seharusnya seperti inilah catatan kinerja yang dihasilkan oleh setiap perusahaan pada tiap kuartalnya (naik dengan kenaikan berurutan). Karena MYOR tidak memiliki terlalu banyak utang, maka pendapatan atau beban dari aktivitas non operasional (aktivitas keuangan) seperti bunga, selisih kurs Rupiah, dll, jumlahnya kecil dan tidak banyak mempengaruhi kenaikan atau penurunan laba bersih.
Untuk ukuran perusahaan dengan lingkup usaha yang sempit, rasio profitabilitas MYOR bisa disebut bagus. ROE-nya mencapai 28.0%, lebih besar dari Indofood yang sama-sama jualan makanan (23.6%). Kita tahu bahwa MYOR hanya menjual permen, minuman dan cemilan yang tentu saja bukan merupakan makanan pokok bagi masyarakat, sehingga seharusnya pendapatannya tidak cukup besar jika dibandingkan dengan modalnya. Bandingkan dengan Indofood yang memproduksi Indomie, tepung terigu, minyak goreng, dll yang merupakan sembako buat masyarakat.
Bagaimana dengan sahamnya?
Sayangnya, saham MYOR yang beredar di market hanya 767 juta lembar dan yang dimiliki publik yang mondar mandir di bursa adalah 513 juta lembar. Sehingga saham MYOR ini kurang likuid. Namun karena MYOR ini bukan punya siapa-siapa (maksudnya bukan merupakan anak perusahaan dari grup konglomerasi tertentu), maka sahamnya jarang digoreng sehingga pergerakannya wajar.
Karena sahamnya nggak likuid, dan harga per lembar sahamnya juga relatif mahal (meski bukan bluchip, MYOR ini juga tidak termasuk penny stock karena jumlah saham yang beredarnya sedikit) ditambah lagi dengan kenyataan bahwa MYOR ini adalah perusahaan consumer goods yang ukurannya relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan UNVR dan INDF, maka pada masa lalu ketika IDX belum ramai oleh investor retail seperti sekarang, orang jarang melirik MYOR ini. MYOR baru melejit ke level 5,000-an setelah terus menerus naik dalam setahun terakhir, setelah orang sadar bahwa kinerja dari MYOR ini ternyata cukup bagus. Padahal setahun yang lalu, MYOR masih berkutat di kisaran 1,000-an.
Meski sudah naik cukup tinggi, pada harga 5,800, MYOR mencatat market cap 2.6 kali ekuitasnya, dan PER 9.4 kali. Masih murah! Namun karena naiknya sudah cukup banyak, termasuk dalam sebulan terakhir, maka secara teknis MYOR agak sulit untuk naik lagi. Jika anda ingin masuk maka mungkin sebaiknya tunggu ketika MYOR berada pada posisi dibawah 5,500.
MYOR ini tentunya juga cocok untuk long term. Tapi ya itu tadi, belinya jangan pas harga sekarang.
Rating Kinerja: AA
Rating saham pada 5,800: A
Komentar
Trims