Media Nusantara Citra

Media Nusantara Citra (MNCN) sebenarnya bukanlah perusahaan yang terlalu menguntungkan jika dilihat dari margin laba bersih terhadap aset dan ekuitasnya. Pada laporan keuangan kuartal pertama 2010, Perusahaan mencatat Annualized ROA (perkiraan ROA untuk setahun penuh pada 2010), sebesar 10.0%, dan annualized ROE 17.7%. Itu sebabnya, agak sulit untuk mengharapkan pembagian dividen yang besar dari perusahaan ini. Namun untuk ukuran perusahaan media, angka tersebut termasuk lumayan, sehingga sahamnya termasuk bagus.

Pada harga saat ini (430), MNCN mencatat market cap Rp 5.9 trilyun, itu adalah 0.8 kali dari nilai asetnya, dan 1.4 kali dari nilai ekuitasnya. Cukup wajar. Dan karena laba bersihnya naik 191.3% dibanding periode yang sama tahun 2009, maka MNCN mencatat Annualized PER 7.7 kali. Cukup murah.


Kalau dilihat dari track record-nya selama 5 tahun terakhir, MNCN selalu mencatat kinerja yang secara konsisten naik dari tahun ke tahun, kecuali ketika krisis global tahun 2008. Namun, modal bersihnya hanya naik sedikit-sedikit saja dari tahun ke tahun. Penyebabnya adalah karena MNCN termasuk perusahaan yang cukup rajin melakukan ekspansi usaha, jadi laba bersihnya nggak dimasukin ke kas buat nambah modal, tapi dipake buat belanja. Sepanjang 2009 lalu, MNCN membeli cukup banyak perusahaan, dan melebarkan siaran televisinya hingga ke Jepang.

Nah berarti kalau dilihat sekilas, MNCN ini bagus. Lalu apakah layak untuk membeli MNCN saat ini? Sebelum memutuskan, perlu anda ketahui bahwa MNCN ini seperti BUMI-nya Bhakti Group. Bhakti Group memiliki beberapa perusahaan yang terdaftar di IDX (seperti Bakrie memiliki the seven brothers), dan MNCN adalah perusahaan yang kinerjanya paling bagus dibanding perusahaan-perusahaan Bhakti Group lainnya. Bhakti ini adalah tipikal grup konglomerasi yang doyan menggoreng saham, dan karena MNCN yang menjadi andalan, maka MNCN-lah yang sering digoreng setiap saat. Akibatnya, harga saham MNCN seringkali bergerak tidak wajar (anda bisa melihatnya sendiri melalui chart MNCN di Yahoo Finance), namun dalam jangka panjang, harga sahamnya senantiasa menguat.

Jadi, MNCN ini lebih cocok bagi anda yang suka main long term, tapi hanya khusus bagi anda yang penyabar dan bisa kuat menahan nafas, karena harga MNCN bisa jeblok sewaktu-waktu, lalu naik drastis lagi sesaat kemudian. Tapi MNCN ini juga cocok bagi anda yang suka short term dan berspekulasi, karena likuiditasnya yang luar biasa. Tapi tentu saja, anda membutuhkan nyali untuk ini.

Secara fundamental, seperti yang sudah dibahas diatas, harga MNCN pada saat ini adalah wajar sehingga layak untuk dikolekasi. Hanya saja saya nggak bisa menebak sahamnya akan naik sampai angka berapa, karena kenaikan harga MNCN biasanya lebih dipengaruhi oleh kabar yang beredar (yang biasanya dihembuskan oleh Bhakti itu sendiri), dan sejauh ini berita penting dari MNCN adalah bahwa mereka akan menerbitkan Euro Bond senilai USD 300 - 400 juta, tapi belum diketahui pasti kapan akan terbitnya (nilainya saja belum pasti berapa)

Saat ini Mr. Tanoe tampaknya lebih bersemangat untuk menggoreng BHIT daripada MNCN. Rumor terakhir yang beredar, BHIT akan mengakuisisi perusahaan tambang batubara di Kalimantan dan Sumatra, ada-ada saja...

Komentar

Anonim mengatakan…
Analisanya bagus Pak Teguh.
Pak Teguh, bagaimana pendapatnya tentang masalah MNCN setelah Mbak Tutut menang di pengadilan dengan Harry Tanoe. Tks salam.

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?