Pemberitaan vs Konfirmasi Emiten

Sabtu tanggal 26 November kemarin, sebuah jembatan besar yang melintasi Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur, tiba-tiba ambruk begitu saja, dan diperkirakan menelan korban jiwa hingga 40 orang. Namun bagi investor di stock market, yang menarik dari peristiwa tersebut bukanlah berapa jumlah korban yang tewas, ataukah siapa kontraktor yang dengan tidak becus mengurus jembatan tersebut. Melainkan, perusahaan natural resources manakah yang operasinya terganggu karena peristiwa tersebut? Sebab seperti yang kita ketahui, Kukar merupakan wilayah kerja dari banyak perusahaan batubara dan perkebunan kelapa sawit, dan beberapa diantaranya listing di BEI.

Bagi investor yang sudah hafal cara kerja perusahaan natural resources terutama batubara, ambruknya jembatan tersebut bisa berarti bahwa pengiriman batubara melalui Sungai Mahakam dari lokasi tambang ke pelabuhan akan terhambat, dan itu artinya sentimen negatif bagi saham emiten yang bersangkutan.

Dan mungkin hal itu pula yang ditangkap oleh jurnalis dari Detik Finance, sehingga pada Senin 28 November kemarin, mereka menulis berita berjudul ‘Jembatan Kukar Ambruk, Saham Tiga Emiten Tambang Tertekan.’ Artikel tersebut didasarkan pada fakta bahwa terdapat setidaknya tiga perusahaan batubara yang beroperasi di Kukar, yaitu Indo Tambangraya Megah (ITMG), Harum Energy (HRUM), dan Bayan Resources (BYAN). Dan memang, ketika berita tersebut dipublikasikan, saham HRUM dan ITMG sedang tertekan masing-masing 5.44% dan 1.67%, sementara BYAN tidak bergerak, padahal IHSG ketika itu sedang menguat. Jika anda termasuk yang memegang salah satu dari tiga saham diatas, bukan tidak mungkin anda akan panik setelah membaca berita tersebut, dan segera melepas saham anda dalam posisi loss.


Di artikel berita tersebut dikatakan, ‘Ambruknya jembatan tersebut membuat proses pengiriman batubara tiga emiten itu lewat kapal menjadi terhambat’. Pertanyaannya, benarkah demikian? Apakah si jurnalis sudah mengkonfirmasi hal tersebut kepada ketiga perusahaan yang bersangkutan?

Sayangnya, kemungkinan besar kalimat tersebut ditulis tanpa konfirmasi apapun. Statement bahwa ambruknya jembatan telah mengganggu proses pengiriman batubara, lebih merupakan asumsi daripada fakta. Yup, siapapun tentunya bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa jika jembatan Kukar tadi ambruk dan reruntuhannya menghalangi jalur kapal yang mengangkut batubara milik ketiga perusahaan diatas, maka simpelnya proses pengangkutan batubara akan terganggu. Apalagi pemerintah setempat memang melarang kapal-kapal tongkang pengangkut batubara untuk melintasi lokasi jembatan hingga waktu yang belum ditentukan. Tapi apakah kejadiannya memang benar demikian? Belum tentu. Mesti ada konfirmasi dari perusahaan yang bersangkutan, kemudian baru asumsi tadi statusnya bisa ditingkatkan menjadi fakta.

Salah satu emiten yang dibicarakan yaitu HRUM, segera merilis konfirmasinya di hari yang sama (Senin 28 November). Perusahaan membenarkan bahwa ambruknya jembatan akan mengganggu proses pengapalan batubara untuk sementara waktu, sehingga mereka akan menjadwal ulang pengiriman batubara. Kemungkinan konfirmasi inilah yang menyebabkan saham HRUM jatuh cukup dalam pada hari itu. Sementara ITMG, dalam konfirmasinya mereka mengatakan bahwa ambruknya jembatan tidak akan mengganggu proses pengiriman batubara, setidaknya hingga dua minggu kedepan, karena perusahaan memiliki stok batubara siap kirim yang cukup di pelabuhan. Jika setelah dua minggu jalur pengangkutan masih belum bisa digunakan, barulah perusahaan akan menjadwal ulang pengiriman batubara. Meskipun konfirmasi ITMG ini sekilas lebih optimis dibanding HRUM, namun ujungnya tetap pada kemungkinan penjadwalan ulang pengiriman batubara, sehingga alhasil, saham ITMG juga turut tertekan cukup dalam.

Satu emiten lagi yaitu BYAN, hingga artikel ini ditulis belum merilis konfirmasinya. Mungkin manajemen menganggap bahwa mereka tidak perlu merilis konfirmasi apapun. Toh, saham BYAN juga nggak likuid, sehingga investor publik yang memegangnya nggak banyak. Dibanding HRUM dan ITMG, saham BYAN cenderung bergerak datar-datar saja dalam tiga hari terakhir.

Nah, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa ini?

Kalau anda sering baca-baca pengumuman emiten di situsnya BEI, anda akan sering memperoleh pengumuman dengan judul, ‘Konfirmasi Perseroan Atas Pemberitaan di Media Massa’. Yup, bukan hanya sekali dua kali, para humas di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI harus merilis konfirmasi yang membenarkan atau membantah pemberitaan di media tentang perusahaan mereka. Intinya memang, sebagian besar pemberitaan di media hanya mengambil sumber sekunder, yang kemudian dibumbui oleh asumsi-asumsi tertentu sehingga jadilah berita yang menarik. Atau lebih buruk lagi, tidak ada sumber apapun. Jadi anda sebagai investor disarankan untuk tidak menelan begitu saja apapun yang ditulis di media. Sumber informasi yang paling terpercaya tentunya yang berasal dari emitennya sendiri, dan itu bisa anda peroleh melalui pengumuman di situs BEI.

Tapi si emiten yang bersangkutan pun belum tentu jujur dalam menyampaikan informasi yang terkait dengan perusahaan mereka bukan? Yup, benar. Tapi kecil kemungkinan hal tersebut terjadi (si perusahaan berbohong), sebab jika mereka melakukan itu, mereka akan terkena sanksi dari BEI. Yang lebih sering terjadi, perusahaan ‘membungkus’ informasi yang mereka rilis ke publik dalam bungkusan yang menarik, sehingga meskipun informasinya beneran jelek dan bisa berdampak negatif bagi perusahaan, namun nadanya tetap terdengar positif. Jadi disini anda dituntut untuk bisa ‘menterjemahkan’ informasi yang dirilis perusahaan, sesuai dengan penafsiran anda sendiri. Kalau anda baca rilis informasinya HRUM terkait ambruknya jembata Kukar, perusahaan mengatakan bahwa pengapalan batubara di bulan November 2011 tidak akan terganggu (kabar baik nih!), karena kapal-kapal yang dijadwalkan untuk melewati area jembatan pada bulan tersebut sudah melakukan tugasnya. Kalau anda teliti, maka ‘kabar baik’ tersebut sebenarnya percuma, karena sekarang kan memang sudah penghujung November? Bagaimana dengan pengiriman di bulan Desember nanti? Nah, si perusahaan tidak menjelaskannya.

Beruntung, berita yang ditulis oleh Detik Finance secara umum memang benar alias sesuai fakta, dimana perusahaan yang ‘digosipkan’ tidak membantah pemberitaan tersebut. Namun sering juga terjadi, perusahaan membantah pemberitaan di media. Contohnya kemarin di berbagai media ramai diberitakan bahwa XL Axiata (EXCL), akan menjual menara-menara BTS-nya, termasuk kabar bahwa EXCL telah mencapai kesepakatan penjualan menara dengan sebuah perusahaan. EXCL kemudian bereaksi dengan merilis informasi, bahwa hingga kini belum ada perkembangan apapun terkait rencana penjualan menara BTS milik perusahaan.

Jadi apakah dalam hal ini para media tersebut keliru? Sebenarnya nggak juga, hanya memang mereka kurang lengkap dalam menulis kalimat-kalimat di dalam beritanya. Ketika Detik Finance menyatakan bahwa ‘Ambruknya jembatan tersebut membuat proses pengiriman batubara tiga emiten itu lewat kapal menjadi terhambat’, maka kalimat tersebut kurang lengkap. Yang lengkap adalah, 'Ambruknya jembatan tersebut diperkirakan membuat proses pengiriman batubara tiga emiten itu lewat kapal menjadi terhambat’. Kecuali berita tersebut memang ditulis berdasarkan konfirmasi yang sudah diperoleh sebelumnya, maka barulah kata ‘diperkirakan’ tersebut bisa dihilangkan, untuk memastikan informasi yang disajikan.

Kalau anda sering baca-baca artikel di blog ini, anda juga akan sering menemukan kata-kata yang sejenis dengan ‘diperkirakan’ tersebut, seperti ‘kemungkinan besar’, ‘diprediksi’, ‘bisa jadi’, dan sebagainya. Intinya, kalau ada informasi ataupun opini penulis yang sifatnya masih sebatas asumsi, maka penulis terbiasa menggunakan kata-kata diatas untuk menjelaskan bahwa informasi tersebut bisa saja keliru, sehingga anda pun boleh saja berpendapat atau memiliki informasi yang berbeda. Penulis hanya menggunakan kalimat pasti tanpa kata-kata ‘diperkirakan’ atau semacamnya, untuk informasi yang memang bersumber langsung dari emiten ataupun sumber-sumber lainnya yang kredibel.

Pada akhirnya, semua media memiliki kebebasan pers tentang apa yang mereka tulis, yang itu berarti terserah mereka saja mau menulis apa. Sehingga dalam hal ini anda diharapkan untuk mampu menyaring setiap informasi yang anda peroleh (termasuk juga dari blog ini). Terkait pemberitaan di media, maka setiap kali anda membaca berita penting tertentu terkait dengan saham yang anda pegang, ada baiknya anda cek dulu konfirmasi resmi dari perusahaan yang bersangkutan. Caranya gampang kok, mampir saja ke situsnya BEI, lalu buka bagian ‘announcement’.

Untungnya, pemberitaan di media seringkali membantu investor untuk ‘memaksa’ emiten untuk menjelaskan yang sebenarnya, jika terjadi peristiwa tertentu terkait dengan perusahaan. Jika Detik Finance tidak menulis berita terkait ITMG, HRUM, dan BYAN, maka bukan tidak mungkin ketiga perusahaan ini tidak merilis pemberitahuan apapun kepada investor, terkait operasional mereka.

Instagram

Komentar

Anonim mengatakan…
Good point.....
Anonim mengatakan…
Waoww, berarti kemampuan mencerna informasi adalah salah satu skill wajib untuk investor......
Anonim mengatakan…
pak Teguh , kok belum ada yang sentuh2 AKRA ya ? Padahal setahu saya macet juga kapal2nya disana .Atau mungkin persentasenya nggak besar di Kukar ?.thanks
Anonim mengatakan…
Yang saya dengar juga , problem yang paling besar urusan supply solar ini , perusahaan2 di kukar terancam berhenti operasi kalo supply solar macet
Anonim mengatakan…
itu biasa. jaman sekarang media sangat berkuasa dan sangat berpengaruh dalam membentuk opini. "Power tends to corrupt". apakah media kebal dengan kutipan klasik itu? tentu tidak. government and media are powerful, so they tend to corrupt.
Anonim mengatakan…
Hati hati terhadap media. Ada beberapa media yang sarat dengan kepentingan suatu oknum tertentu sehingga berita di media tersebut berpihak pada kepentingan suatu saham tertentu dan menciptakan rumor rumor untuk mendongkrak saham tertentu. Padahal rumur tersebut sebenarnya hanya khayalan atau rumor lama yang diungkit lagi. WASPADA SAJA. JAUHI SAHAM YANG SUDAH JATUH DI BAWAH HARGA IPONYA. (misal : BORN STAR TMPI, DLL).
sahamjahanam mengatakan…
Saham jahanam : STAR BORN TMPI untuk 2011. Untuk 2012 , masih menanti.

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?